Rabu, 02 Februari 2011

yngwie malmsteen

YNGWIE MALMSTEEN

"Pahlawan dan pelopor gitaris shredder sedunia dari Swedia"


Nama Lengkap: Lars Johann Yngwie Lannerback
Website Resmi: yngwie.org
Tempat/Tgl Lahir: 30 Juni 1963 di Stockholm, Swedia.
Group Band Saat Ini: Yngwie Malmsteen Band
Group Band Sebelumnya: Steeler, Alcatrazz,
Pengaruh: Niccolo Paganini, Jimi Hendrix, Ritchie Blackmore, J.S.Bach, Antonio Vivaldi, W.A.Mozart,
Gitar: Fender Stratocaster Yngwie Malmsteen Signature Series
Keahlian: Neoclassical, Alternate Picking, Arpeggio, dll.

Yngwie Malmsteen merupakan pelopor yang melahirkan seluruh gitaris shredder yang kami tampilkan di website ini. Setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang "Eruption" pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik "two handed tapping", Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred debutnya "Rising Force" yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan standar baru untuk kecepatan & keahlian dalam bermain. Warna "Neo-Classical" yang di bawahkan Yngwie adalah berdasarkan struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).

Setelah itu muncul para gitaris shredder yang menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap minggu muncul gitaris baru yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang paling cepat di dunia. Sebagai contoh: Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe, dll. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Yngwie merupakan pahlawan gitar yang patut diacungi jempol.

Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten tentara) dan ibunya (Rigmor - seniman) diakhiri dengan penceraian tidak lama setelah Yngwie lahir. Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur dan ceria.

Pada awalnya Yngwie mencoba untuk mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik tersebut. Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan bergelantung di dinding.

Sampai akhirnya pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai meninggalnya Jimi Hendrix. Di situ Yngwie yang masih 17 tahun tsb menyaksikan bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di depan penonton. Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan gitar Yngwie.

Yngwie yang penasaran tersebut kemudian membeli sebuah Fender Stratocaster murah, mencoba memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui rahasia dari alat instrumen dan musiknya sendiri. Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock. Yngwie terus bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap bersama gitarnya.

Pada usia 10 tahun, Yngwie menggunakan nama kecil dari ibunya "Malmsteen", mengfokuskan seluruh energi dia dan berhenti bersekolah. Di sekolah Yngwie dikenal sebagai pembuat onar dan sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni. Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie akhirnya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan karismanya.

Yngwie dan beberapa temannya merekam 3 lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, tetapi rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan. Oleh karena frustasinya, Yngwie menyadari bahwa dia harus meninggalkan Swedia dan mulai mengirimkan demo rekaman dia ke berbagai studio rekaman di luar negeri. Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney. Akhirnya Yngwie mendapat undangan ke Los Angeles untuk bergabung dengan band terbaru Shrapnel: "Steeler" dan seterusnya yang disebut sebagai sejarahnya. Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan bekal keahlian dan gaya permainan barunya.

Selanjutnya permainan Yngwie dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu "Hot On Your Heels". Yngwie kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang bergaya "Rainbow" dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett. Walaupun telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo hebat di lagu "Kree Nakoorie", "Jet to Jet," dan "Hiroshima Mon Amour", Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri. Akhirnya Yngwie berpikir bahwa hanya album sololah yang menjadi solusi terbaik.

Album solo pertama Yngwie: Rising Force (kini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil. Album ini juga memenangkan nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik. Tidak lama kemudian Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga.

Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan mobil Jaguarnya yang mengakibatkan dia koma hampir seminggu. Penyumbatan darah pada otak Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut akan karirnya yang akan berakhir itu, Yngwie dengan susah payah mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya. Setelah itu Yngwie mendapat cobaan lagi dari kematian ibunya di Swedia akibat penyakit kanker yang menghabiskan banyak biaya medical. Jika Yngwie orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, tetapi Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat tinggi.

Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang laris manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can't Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To End All Wars dan akhirnya Yngwie berhasil mewujudkan cita-citanya untuk bermain bersama sebuah Orkestra penuh di salah satu album terbarunya: Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 (tahun 1998).

Ketika merelease albumnya Eclipse (1990), Yngwie sempat tour dan membuat konser yang sukses di Indonesia (Jakarta, Solo, & Surabaya). Rencananya pada bulan July 2001 ini Yngwie juga akan konser kembali di Indonesia, namun dibatalkan karena pemerintah USA & istrinya menasehati Yngwie akan keamanan politik di Indonesia. Padahal tiket Yngwie sudah sempat laku keras di Indonesia, penggemar Yngwie di Indonesia boleh kecewa. Kapan lagi Yngwie akan konser di Indonesia apabila keadaan politik Indonesia masih seperti ini?
Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease diawal taun 2005.

JOE SATRIANI

joesatriani
Joe Satriani
Lahir 15 Juli 1956 (umur 50)
Amerika Serikat Westbury, New York, Amerika Serikat
Alias (es) Satch
Genre (s) Instrumental rock, Rock ‘n’ roll, Hard rock, Jazz fusion
Afiliasi (s) Deep Purple, G3
Label (s) Epic
Terkemuka guitars Ibanez Joe Satriani Signature model
Tahun aktif 1978 – Sekarang
Situs resmi http://www.satriani.com
Biografi sejarah dan bermain
Joe Satriani telah terinspirasi bermain gitar pada usia 14 setelah mendengar bahwa Jimi Hendrix telah meninggal dunia. Satriani melaporkan mendengar berita selama pelatihan sepak bola di mana ia berhadapan langsung kepada pelatih dan mengumumkan bahwa ia Berhenti untuk menjadi gitar.
Pada tahun 1974, ia belajar musik jazz dengan gitar dan Billy Bauer dengan reclusive jazz pianist Lennie Tristano. Teknis yang menuntut Tristano sangat dipengaruhi Satriani’s diputar. Satriani juga mulai mengajar gitar, dengan paling terkemuka pelajar, saat ini, sebagai sesama Long Island asli Steve Vai.
Satriani pada tahun 1978 pindah ke Berkeley, California untuk mengejar karir musik. Tidak lama setelah kedatangannya ia mengajar dilanjutkan. His paling terkemuka California siswa disertakan: Kirk Hammett (Metallica), David Bryson (Counting Crows), Kevin Cadogan (Third Eye Blind), Larry LaLonde (Primus), Alex Skolnick (Testament), Phil Kettner (Laaz Rockit) dan Charlie Hunter.
Surfing Dengan Alien
Ketika itu teman dan mantan siswa Steve Vai mendapatkan ketenaran bermain dengan David Lee Roth pada tahun 1986, tentang Satriani Vai raved dalam beberapa wawancara dengan majalah gitar. Pada tahun 1987, kedua album Satriani Surfing Dengan Alien diproduksi populer radio hits, dan semua adalah yang pertama-rilis instrumental ke bagan jadi sangat dalam bertahun-tahun. Satriani juga tur Australia dan Selandia Baru dengan Mick Jagger dalam dukungan dari Rolling Stones singer’s solo album.
Pada tahun 1989, merilis album Satriani Flying in a Blue Dream. Album terjual dengan baik, terutama di Texas. Ia sangat dipromosikan oleh KLBJ-FM di Austin. “One Big Rush” adalah fitur pada soundtrack untuk film Cameron Crowe Katakanlah Anything. “The Forgotten Bagian II” adalah fitur pada Labatt Blue komersial di Kanada pada tahun 1993. “Big Bad Moon”, salah satu dari beberapa single Satch dengan pribadi dinyanyikan vocals, merupakan hit kecil pada akhir tahun 1989.
Pada tahun 1992, Satriani dirilis yang keras, maka paling kritis dan komersial berhasil acclaimed CD-to-date. Stasiun radio di seluruh negara yang cepat untuk mengambil pada “Summer Song”, sedangkan “Cryin ‘”, “Teman” dan judul lagu yang hits daerah. CD sekarang dianggap sebagai rock klasik.
Pada akhir 1993 Satriani bergabung dengan Deep Purple sebagai pengganti jangka pendek untuk berangkat gitar Ritchie Blackmore selama tur band dari Jepang. Konser yang telah sukses seperti Satriani diminta untuk bergabung dengan band permanen, meskipun itu kontrak jangka panjang dengan Sony dicegah ini terjadi.
Pada tahun 1996, ia membentuk G3, tur konser yang menampilkan tiga instrumental rock guitarists – awalnya Satriani, Vai, dan Eric Johnson. G3 wisata yang terus-nya secara berkala sejak versi perdana, di mana Satriani dan Vai anggota akan kembali, dengan fitur floating ketiga anggota, termasuk Eric Johnson, Yngwie Malmsteen, John Petrucci, Kenny Wayne Shepherd, Robert Fripp, Patrick Rondat dan banyak lagi.
Pada tahun 1998 tercatat Satriani Crystal Planet dan dirilis pada tahun 2001 dan merilis sebuah Live CD yang direkam di San Francisco pada bulan Desember 2000 yang juga dirilis sebagai DVD musik. Pada tahun 2006 tercatat Super Satriani dirilis dan kolosal lain tinggal album, Satriani Live!.
KGG-000137
Pekerjaan lain :
Satriani juga dikreditkan pada banyak album lainnya, termasuk tugas-tugas pada gitar Alice Cooper’s Hey Stoopid (1991), dari Spinal Tap Break Like the Wind (1992), Blue Oyster Cult’s Imaginos (1988), anggota band Stu Hamm dan Gregg Bissonette dari album solo, dan banyak orang lain termasuk terhingga gitar pahlawan-gaya album. Menariknya, dia telah dikreditkan untuk bernyanyi di latar belakang vocals 1986 debut album penuh oleh DPR. Pada tahun 2003, ia bermain lead guitar di Yardbirds’ CD rilis Birdland. Pada tahun 2006 ia guested pada beberapa lagu untuk Deep Purple’s vokal Ian Gillan’s solo CD / DVD dual disc Gillan’s Inn.
Teknik dan pengaruh :
Satriani yang dikenal luas sebagai ahli teknis gitar rock. Dia telah dikuasai banyak kinerja teknik pada instrumen, termasuk dua tangan penyadapan, meniup-picking, volume swells, harmonics, dan ekstrim whammy bar efek. Pada Big Bad Moon, Satriani menggunakan harmonika mulut-Nya sebagai slide. Ia juga adalah merek dagang compositional traits penggunaan Pitch Axis Theory yang ia berlaku dengan berbagai modus. Satriani pendekatan dan skala soloing berbeda. Instead of his practicing skala dalam posisi nya dia praktek skala satu string pada suatu waktu. Dia panggilan ini teknik ’skala linear’. Dia bergerak ke posisi yang sangat teknis tentang petikan. Satriani jatuh ke dalam kategori guitar virtuosos yang mencapai kecepatan terutama melalui hammer-ons dan pull-offs (seperti Randy Rhoads atau Allan Holdsworth), karena bertentangan dengan guitarists yang termasuk baris dengan sangat cepat alternatif memilih setiap catatan mereka dalam bermain (seperti Al Di Meola, Yngwie MalmsteenSteve Vai atau Michael Angelo Batio).
Satriani (seperti Steve Vai, Yngwie Malmsteen dan lainnya guitarists yang menggabungkan kecepatan dan ketepatan dalam teknis mereka bermain), telah dikritik oleh mereka yang lebih memilih gaya sederhana compositional. Some of his contemporaries diketahui telah mengambil gambar-pot di Satriani tekun. Misalnya, Gary Moore pernah berkata bahwa ia menemukan Satriani musik “otak”, katanya, “ia meninggalkan saya dingin”. Walaupun ia lebih semarak pelajar, Steve Vai, telah garnered lebih perhatian, kebanyakan penulis dan musisi hormati Satriani’s musicianship juga sebagai sikap sederhana dan cantik.
Fans of instrumen musik gitar listrik sangat menyanjung dia sebagai yang paling bersemangat dan penuh kontemporer rock guitarists, dengan mata dan telinga untuk tune dan baik, lebih baru-baru ini, sebuah penekanan pada emosi melalui teknik. Sejak 1998 ia telah album, stylistically berbicara, yang berangkat dari gaya sebelumnya, delving menjadi lebih sederhana, lebih banyak diakses genre. Satriani telah diperbarui fan base besar di seluruh dunia, sebagian besar oleh buoyed abadi pengaruh nya album sebelumnya.
His keberhasilan adalah penting dalam genre biasanya tdk ramah ke musisi instrumental. Satriani telah menerima 14 nominasi Grammy, dan dia telah menjual lebih dari 10 juta album di seluruh dunia. Banyak orang fans call him “Satch,” sebuah apocope (penyusutan) dari Satriani, karena ada teman-temannya selama bertahun-tahun. Lagu “Satch Boogie” dari album Berselancar Dengan Alien adalah salah satu dari mungkin beberapa ratus seperti lagu bernomor, tetapi tanpa nama ( “Satch Boogie 1,” “Satch Boogie 143,” etc.) Lainnya guitarists terkadang merujuk kepadanya sebagai “Saint Joe;” ada sejumlah kaos ini berlaku.
Satriani telah didukung dari Ibanez JS Series guitars, dan Peavey JSX dari amplifier. Kedua saluran yang dirancang khusus sebagai tanda tangan untuk produk Satriani.
joesatriania
Aksesoris :
Satriani menggunakan berbagai gigi. Banyak orang yang dibuat oleh guitars Ibanez, termasuk JS100, JS1000, dan JS1200. Guitars ini biasanya fitur yang DiMarzio PAF Joe atau PAF Pro di leher dan posisi pickup DiMarzio Fred atau Mo ‘Joe di jembatan. The JS baris guitars is his baris tanda tangan, dan mereka fitur The Edge Pro, Ibanez yang eksklusif getaran sistem. Dicerminkan perak yang digunakan pada gitar dia yang hidup di San Francisco DVD disebut Chrome Boy untuk alasan jelas.
Satriani telah digunakan berbagai guitar amps selama bertahun-tahun, namun baru-baru ini telah menetap untuk mengambil hanya dua Peavey JSXs di jalan – satu untuk menjalankan dan satu sebagai cadangan. Nya efek pedals termasuk Dunlop Cry Baby, Digitech Whammy, BOSS DS-1, Fulltone Ultimate oktaf, dan Electro-Harmonix POG (Polyphonic oktaf Generator), yang kedua fitur yang menonjol di judul potong 2006 kepada Super kolosal.
Satriani baru-baru ini juga telah bermitra dengan Planet Gelombang untuk membuat tanda tangan baris dan guitar picks guitar straps dengan guratan seni itu.
Berulang tema :
Satriani kerja sering membuat referensi ke berbagai cerita fiksi sains dan / atau ide. “Berselancar Dengan Alien”, “Kembali ke Shalla-Bal” dan “The Power Cosmic 2000″ adalah referensi ke komik buku Silver Surfer sedangkan “Ice 9″ merujuk kepada senjata rahasia pemerintah dalam es Kurt Vonnegut’s Cat’s Cradle. “Borg Sex” adalah merujuk kepada Star Trek, yang fitur-fitur yang homogen ras dikenal sebagai Borg. Selain itu, dia album dan lagu lainnya yang sering-duniawi judul, Tidak seperti Bumi ini, Is There Love di Ruang Angkasa, dan Mesin dari Production.
Pada album Super kolosal lagu berjudul “Crowd chant” pada awalnya bernama “Party On The Enterprise”. “Party On The Enterprise” sampel suara dari starship Enterprise dari Star Trek TV show. Namun, seperti dijelaskan dalam Satriani podcast, masalah hukum tidak bisa mendapatkan terselesaikan dan dia tidak dapat mendapatkan izin untuk menggunakan sampel. Satriani kemudian dibuang suara dari lagu tersebut dan memanggilnya “Crowd chant.”
“Redshift Riders” lain lagu di album Super kolosal adalah “… berdasarkan gagasan bahwa di masa depan, ketika orang-orang dapat berjalan keluar ruang, secara teori mereka akan mengambil keuntungan dari kosmologi redshift efek sehingga mereka dapat sekitar swung besar planet objek dan menyeberang [the] semesta banyak lebih cepat dari biasanya, “kata Satriani di podcast tentang lagu tersebut.

"THE BIG 4" IS BACK! NOW PLUS 1




Metallica, Slayer, Megadeth, Anthrax. Ke-empat nama band-band legend tadi pasti udah nggak asing lagi di telinga para metalhead di seluruh dunia, mereka-mereka ini lah yang bertanggung jawab atas derasnya gelombang Heavy Metal di seantero bumi. Nah buat kalian yang mengaku sebagai die harder fans dari band-band tadi, pernah nggak bayangin mereka ngumpul dan nge-jam bareng di satu stage?
 Hmm,, kayanya nggak mungkin ya, secara usia karir mereka udah 25 tahun-an lebih! Tapi jangan salah lho, tanggal 22 Juni 2010 menjadi tanggal yang bersejarah buat sebagian orang dan pastinya buat ke-empat band tadi, pasalnya pada tanggal tersebut ke-empat dedengkot heavy metal ini ternyata ngumpul lagi bro! satu stage pula. Dengan mengusung nama “The Big 4”, om-om yang udah pada hampir jadi tua renta ini berhasil mengguncang dunia musik dan menghipnotis setidaknya 150.000 pasang mata yang menjadi saksi hidup keganasan, kebringasan, kebrutalan, dan sebagainya pada perhelatan Sonisphere Festival di kota Sofia, Bulgaria.
Perhelatan ini banyak disebut orang telah menorehkan sejarah penting pada dunia permusikan – khususnya di genre metal. Metallica,Slayer, Megadeth, Anthrax merupakan nama-nama “besar” dalam genre Heavy Metal. Biasanya, sejarah kan nggak pernah terulang dua kali, tapi kali ini beda! Setelah sukses berat dalam Sonisphere Festival yang diadakan di Bulgaria tersebut, The Big 4 ternyata kembali ingin mencetak sejarah dengan mengadakan show yang sama! Mengambil lokasi di Knebworth, Inggris.
 
(ki-ka : James Hetfield, Tom Araya,Dave Mustaine, Scott Ian) 
The Big 4 rupanya nggak sendirian, malahan disebut-sebut The Big 4 Plus 1. Band satu lagi yang dimaksud adalah Slipknot! Slipknot didaulat untuk menemani mereka dalam festival yang juga digawangi oleh Sonisphere Festival. Jadi komplit deh, “The Big 4 of Heavy Metal Plus 1 of Nu Metal Pioneer”.
Metallica, Slayer, Megadeth, Anthrax, dan Slipknot. Ke-lima band besar ini rencananya akan membuat seantero Inggris ber-headbanging ria pada tanggal 8-10 Juni 2011. Buat yang ngerasa metalhead sejati dijamin deh istilahnya udah “naik haji” kalau bisa nyaksiin secara langsung perform-perform dahsyat mereka. Satu kata yang bisa menggambarkan perhelatan seru ini.

MEGADETH



Megadeth dibetuk oleh Dave Mustaine (vokal/gitar) bersama dengan David Ellefson (bass) dan pemain drum Lee Rausch pada tahun 1983 setelah Dave didepak dari Metallica. Dalam formasi awal ini, Megadeth sempat dibantu oleh Kerry King (gitaris Slayer). Kerry King mundur setelah Megadeth mendapatkan gitaris yang bisa bermain full time, yaitu Chris Poland. Tidak berapa lama, posisi Lee Rausch sendiri kemudian digantikan oleh Gar Samuelson.

Dengan formasi tersebut, Megadeth merilis debut album Killing Is My Business...And Business Is Good melalui Combat Records pada bulan Mei 1985. Walau musiknya masih terdengar kasar dan penuh emosi, namun para kritisi musik sudah mulai memperhatikan band ini dan kemudian mereka pun digaet oleh label rekaman yang lebih besar, Capitol Records. November 1986, Megadeth merilis album kedua Peace Sells...But Who’s Buying? yang terdengar jauh lebih matang. Maret 1988, Megadeth merilis album ke-3, So Far, So Good...So What!? Dengan formasi baru Jeff Young pada gitar dan Chuck Behler pada drum.

Formasi tersebut hanya bertahan satu album saja, karena ketika merilis album ke-4, Rust In Peace (1990), kursi panas pemain gitar dan drum diisi oleh Marty Friedman (ex-Cacophony) dan Nick Menza. Nama terakhir ini adalah teknisi drum Chuck Behler pada tur albumSFSGSW. Justru pada album inilah nama Megadeth mulai dikenal luas dan album mereka mendapat sambutan yang sangat positif. Rust In Peace hampir meraih Grammy Award untuk katagori album terbaik tahun 1991 (namun black album Metallica yang mendapatkan penghargaan tersebut). Album Rust In Peace sendiri dianggap oleh para penggemar Megadeth sebagai karya terbaik mereka.

Bulan Juli 1992, Megadeth kembali menggebrak dengan album baru, Countdown To Extinction. Album ini merupakan album Megadeth paling sukses secara komersial. Di Amerika saja, mereka hanya memerlukan waktu dua bulan untuk mendapatkan sertifikasi platinum untuk penjualan album ini. Secara kualitas, musik Megadeth di album ini jauh lebih rapi daripada album-album sebelumnya. Dua tahun kemudian tepat pada malam perayaan Halloween tahun 1994, Megadeth kembali dengan album baru, Youthanasia, yang peluncurannya dikemas dalam acara MTV’s Night of The Living Megadeth. Album ini mendapatkan sertifikasi platinum pada bulan Januari 1995 untuk penjualan di Amerika saja.

Tahun 1997, Megadeth merilis album ke-7, Cryptic Writings, bersama produser Dann Huff yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pemusik country. Pada bulan Juli 1998, Nick Menza resmi mundur dari Megadeth dan posisinya kemudian digantikan oleh Jimmy DeGrasso. Pada bulan Agustus 1999, album studio ke-8 Megadeth, Risk, resmi dirilis. Pada awal tahun 2000, Marty Friedman mundur dari Megadeth dan posisinya digantikan oleh Al Pitrelli (ex-Savatage). Pada tahun ini juga Megadeth melepas kontrak dengan perusahaan rekaman Capitol Records yang ditandai dengan rilis album kompilasi Capitol Punishment: The Megadeth Years dengan tambahan dua lagu baru sebagai debut awal Al Pitrelli. Selepas dari Capitol Records, Megadeth mengikat kontrak dengan Sanctuary Records. Bulan Mei 2001, album The World Needs A Hero resmi dirilis. Kali ini, mereka melakukan tur dunia mulai Juni hingga Agustus (bahkan sempat bermain di Medan pada akhir Juli 2001) dan tur di Amerika pada bulan September bersama Endo dan Iced Earth. Pada bulan November, Megadeth memainkan dua konser terakhir mereka di Arizona yang sekaligus diabadikan dalam format CD dan DVD, yang kemudian dirilis pada bulan Maret 2002 sebagai dobel CD, Rude Awakening, yang merupakan album konser resmi mereka yang pertama.

April 2002, Dave Mustaine secara mengejutkan menyatakan Megadeth bubar setelah dia dinyatakan mengalami gangguan syaraf pada lengannya yang tidak memungkinkannya bermain gitar dan harus menjalani terapi.

Banyak yang berpendapat bahwa Megadeth telah berakhir ketika Dave Mustaine tidak dapat lagi bermain gitar. Namun pada bulan Maret 2003, Dave Mustaine tiba-tiba muncul dalam suatu acara amal dan memainkan 4 lagu Megadeth secara akustik. Spekulasi mengenai pulihnya kondisi Dave Mustaine pun mulai bermunculan. Bulan Januari 2004, Dave Mustaine mengumumkan kondisi kesehatannya dan rencana kembali ke dunia musik dengan rencana peluncuran album baru serta rilis ulang versi remaster dari album-album lama Megadeth. Informasi berikutnya adalah nama-nama musisi Megadeth “baru” dimana ternyata David Ellefson tidak terlibat dan posisinya digantikan oleh Jimmy Sloas. Sedangkan posisi pemain drum diisi oleh Vinnie Colaiuta serta kembalinya Chris Poland untuk bermain gitar solo pada beberapa lagu.

Pada 22 Juli 2004, Megadeth merilis Die Dead Enough sebagai single terbaru mereka. Tepat pada saat ulang tahun Dave Mustaine yang ke-41, album The System Has Failed dirilis secara resmi  dan menandai kembalinya Megadeth ke akar musik mereka. Sebagian besar lagu-2 di album ini berirama cepat dan thrashy. Album ini langsung menduduki posisi #1 di VH1. Satu minggu kemudian, album ini sudah berhasil meraih posisi #10 di Kanada (kemudian #3 Top 10 album metal terbaik 2004 versi radio komunitas Kanada) dan #18 di Top 200 Billboard di Amerika. Untuk Blackmail The Universe Tour, Dave Mustaine didukung oleh gitaris Glen Drover (Eidolon), pemain bas James McDonough (ex-Iced Earth) dan Nick Menza yang kembali bermain drum untuk Megadeth. Namun belum sempat tur dimulai, posisi Nick Menza sudah keburu digantikan oleh Shawn Drover, saudara sekaligus rekan Glen Drover di Eidolon. Rangkaian konser Megadeth sendiri sudah dimulai sejak 23 Oktober hingga akhir Desember mendatang dan kemudian akan berlanjut kembali sepanjang 2005.

Pengaruh terbesar musik Megadeth, dalam hal ini Dave Mustaine, adalah musik punk. Demikian seperti diakui oleh Dave Mustaine sendiri dalam salah satu wawancaranya. Raungan gitar yang cepat dan kasar dengan balutan dentuman drum dan bass yang menderu-deru disertai timpalan vokal Dave Mustaine yang kasar dan liar (saat itu) dalamKilling Is My Business... membuat kritisi musik menyebut Megadeth sebagai salah satu grupthrash metal yang memiliki potensi (bahkan di era 80-an disebut-sebut sebagai salah satu dari 4 raksasa thrash metal di kawasan Bay Area Amerika, bersama dengan Metallica, Slayer, dan Anthrax). Ini dibuktikan dengan album Peace Sells.. yang walau thrashy, namun dalam format musik yang lebih rapi. Satu hal yang unik dari formasi dua album pertama ini, gitaris Chris Poland dan drummer Gar Samuelson ternyata bukan murni musisi metal. Mereka sebenarnya adalah musisi jazz/fusion! Entah apakah konsep musik Megadeth di 2 album tersebut bisa disebut merupakan perpaduan metal dengan fusion. Era awal Megadeth juga ditandai dengan gaya slenge’an mereka untuk bermain-main dengan lagu orang lain. Ini dibuktikan dengan memporak-porandakan These Boots Are Made For Walking (album Killing Is My Business...) yang sebelumnya dipopulerkan oleh Nancy Sinatra serta I Ain’t Superstitious (album Peace Sells...) yang dipopulerkan oleh Rod Stewart. Namun justru ketika merekam Anarchy In The U.K. dalam album So Far, So Good. So What!? mereka tampak lebih ‘sopan’. Bukan itu saja, album ini juga terdengar lebih sederhana dalam hal komposisi musik. Bahkan disebut-sebut dengan Megadeth formasi paling lemah. Walau album ini cukup sukses secara komersial (Top 10 best album 1988 versi majalah Kerrang!), namun kualitas produksi album ini banyak yang menyayangkan.
 
Periode ‘emas’ Megadeth dimulai era Rust In Peace hingga Cryptic Writings yang ditandai dengan bergabungnya dua musisi penuh talenta, Marty Friedman (gitar) dan Nick Menza (drum). Gaya permainan gitar Marty yang halus mengalir seperti aliran air begitu serasi dipadu dengan gaya permainan gitar Dave Mustaine yang cenderung kasar dan cepat. Duet solo Dave-Marty bisa dinikmati dalam Hangar 18Poison Was The Cure, maupun Lucretia. Album ini juga merupakan album dengan komposisi lagu-2 yang cepat dan rumit. Tidaklah heran Rust In Peace disebut-sebut sebagai karya masterpiece Megadeth. Dengan formasi baru penuh talenta ini, tidaklah heran jika musik mereka mengalami evolusi. Countdown To Extinction mengusung musik yang sangat rapi dan cenderung lebih banyak bermain dimid-tempo. Ini tentu memberikan ruang yang luas bagi Marty untuk berekspresi, dan Dave Mustaine pun memberikan porsi yang sangat besar kepada Marty disini. Evolusi berikutnya bisa dilihat dalam Youthanasia yang terdengar lebih groovy dan crunchy, atau Cryptic Writings yang cenderung song-oriented. Album Risk bisa disebut merupakan album Megadeth yang paling “aneh” dan out of context.Dengan ‘tekanan’ yang sangat besar dari pihak label rekaman dan dibawah ramuan produser yang biasa menangani album-album musik country, album ini bisa dibilang sebagai karya Megadeth yang paling lemah (bahkan dalam konser-2 mereka, lagu-2 era Risk sudah tidak pernah dimainkan lagi). Ketika terjadi pergantian formasi dengan mundurnya Marty Friedman dan masuknya Al Pitrelli, Megadeth sebenarnya memiliki kesempatan untuk kembali ke akar musik mereka melalui The World Needs A Hero, tapi kondisi kesehatan Dave Mustaine mengharuskan Megadeth untuk vakum “sejenak” hingga dirilisnya The System Has Failed.

The System Has Failed ditandai dengan kembalinya Megadeth ke akar musik mereka. Sebagian besar lagu-2 di album ini berirama cepat dan thrashy (please check "My Opinion" section for the album review).

Selasa, 01 Februari 2011

TERROR BLEEDING





We form in March 2009, our band comes from the project that satisfied and want to get from the other, with our genre BLACKENED EXTREME METAL inspired by the band outside such as FLESHGOD APOCALYPSE,HOUR OF PENANCE.BEHEMOTH and the FORGOTTEN, and we and we had several songs THE LORD IS EVIL, I WAS BORN TO KILL YOUR GOD and PENGHIANAT KAUM FIRDAUS the song told us about satan, god, destruction, and murder. We are ready to terror you with our song.


download now this song ...


i wass born to kill your god


the lord is evil


betrayal ov judas




still evil \"/

death metal story


Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut "Cookie Monster vocals".
Beberapa pelopor genre ini adalah Venom dengan albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death dengan albumnya Scream Bloody Gore(1987). Death metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh band-band seperti Cannibal CorpseMorbid AngelEntombedGod Macabre,Carnage, dan Grave.
Kemudian era 2000'an, Death Metal berkembang sangat pesat. Banyak band-band jebolan aliran death metal menjadi pembaharu dalam musik metal. Band-band tersebut antara lain Inhuman DissiliencyDisavowedViraemiaHiroshima Will BurnAmon AmarthInveracityThe BerzekerDying FetusCondemned, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia, genre ini diawali pergerakan dan perkembangan-nya di tahun 1990-an dengan band thrash metal Rotor di Jakarta. Pergerakkan utama Death Metal Indonesia berasal dari munculnya inisiatif oleh band Grindcore asal Malang, Rotten Corpse, yang menggarap untuk pertama kalinya (yang diketahui) musik Death Metal. Kemunculan dan permainan Rotten Corpse akan Death Metal merupakan pertanda dari lahirnya sebuah individu musik baru, bernama Death Metal. Beberapa band pioneer Death Metal lainnya di daerah lain, seperti Trauma dariJakarta , Insanity dan Hallucination dari BandungDeath Vomit dari Jogjakarta , Slow Death dari Surabaya, kemudian berkembang dengan band-band yang dianggap sebagai senior karena pengalamannya masing-masing seperti: DisinfectedAncurPlasmoptysis, dan Jasad dariBandungSiksa Kubur , Funeral Inception dari Jakarta dan Cranial Incisored Yogjakarta dan Semarang Grind Buto. Abysal. R.O.HBlast Torment dari Padang,Total Rusak dari Bukittinggi, dan Praying For Suicide Tragedy dari Bukittinggi.
Perkembangan musik Death Metal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik. Diantaranya terusulkannya suatu forum pusat dari pecinta Death Metal Indonesia, yang bernama forum Death Metal Indonesia, yang bernama Indonesian Death Metal atau disingkat IDDM. Kemudian juga muncul Indogrind.net, GUBUG RIOT, staynocase, dan lainnya. Saat ini, band-band baru Death Metal akan menyuarakan 'suara-suara maut' dalam event metal. Band-band Death Metal di Indonesia sekarang antara lain Dynasty of WaruBad HabitAsphyxiate,Bleeding CorpseDeath VomitKill HarmonicGrind ButoInfected VoiceBrain AssHatestrokeSickmath dan sebagainya.
Perkembangan Death Metal Indonesia setelah terciptanya IDDM, merupakan sebagai indikasi dan peresmian kelompok-kelompok Death Metal di seluruh wilayah Indonesia untuk go on public atau menunjukkan diri mereka masing-masing pada publik. Seperti pada saat ini, banyak sekali kelompok/komunitas Death Metal Indonesia di wilayah mereka masing-masing yang sudah menunjukkan diri mereka di Internet. Komunitas-komunitas tersebut masih merupakan bagian dari Indonesian Death Metal/IDDM. IDDM merupakan salah satu web penghubung yang menjadi tempat bertukar pikiran maupun aspirasi hingga media untuk iklan / promosi album maupun merchandise. Komunitas-komunitas tersebut diantaranya adalah Malang Death Metal Force, Bandung Death Metal, Bekasi HORDE! Death Metal, Jogjakarta Corpse Grinder, Magelang Death Metal Militia, Sukoharjo Death Metal, Semarang Death Metal, Bali Death Metal sampai Samarinda Death Metal dan masih banyak lagi komunitas di seluruh Indonesia.
Beberapa subgenre death metal:
  • Technical death metal - Death Metal yang dikembangkan dengan nada-nada diatonis, merupakan perkembangan dari musik Death Metal ke yang lebih kompleks. Seringkali diasosiasikan sebagai penggabungan antara death metal dengan progressive rock dan jazz fusion.
  • Melodic death metal - heavy metal dicampur dengan beberapa unsur Death Metal, misalnya death growl dan blastbeat
  • Progressive death metal - gabungan antara death metal dan progressive metal
  • Brutal death metal - Brutal Death Metal merupakan perkembangan dari Death Metal itu sendiri. Brutal Death Metal merupakan salah satu perkembangan yang berhasil menghasilkan perkembangan lagi di genre Death Metal. Brutal Death Metal menghasilkan Slamming-Gore Brutal Death Metal, Slamming-Groove Technical Brutal Death Metal, Slamming Goregrind, dan lainnya.
  • Deathcore - gabungan antara metalcore/groove metal dengan death metal, merupakan genre Death Metal yang lebih menjurus kepada musik Post Hardcore.
  • Death/Doom - gabungan antara doom metal dan death metal
  • Blackened death metal - Blackened Death Metal merupakan usul-usul yang dilakukan oleh band-band Death Metal yang ingin menggabungkan kembali unsur Black Metal pada Death Metal seperti yang terjadi pada Era Pertama Death Metal, di mana Death Metal masih tercium bau-bau Black Metal.