Kamis, 10 Februari 2011

JIMMY HENDRIX


Musik Rock dikembangkan dari musik Blues asal Mississipi di Amerika, dan salah satu gitaris yang menonjol di masa awal kelahirannya adalah adalah gitaris Jimi Hendrix
Perjalanan karirnya sangat pendek, namun namanya punya gaung sangat panjang. Bahkan hingga hari ini. Dialah Jimi Hendrix. Usianya tidak sampai 28 tahun, tetapi masih tetap dipuja meski sudah 30 tahun ia meninggal dunia. Lahir di King Country Hospital, Seattle, Washington pada 27 November 1942. Dengan nama Johnny Allen Hendricks. Ia putra sulung pasangan Alex Hendricks yang Afro-Amerika Meksiko dan Lucille, seorang Indian Cherokee. Nama itu merupakan pemberian ibunya, yang kemudian diubah oleh sang ayah menjadi James Marshall Hendricks pada saat Hendrix kecil berusia 4 tahun. Kedua orangtuanya kemudian berpisah saat Jimi berumur tiga tahun.

Alex yang bekerja sebagai tukang sapu, menghidupi keluarganya dengan susah payah. Jimi kecil pun sering membantu ayahnya menyapu, dan dengan sapu itulah ia pertama kali bergaya bak seorang gitaris. Ia sering menirukan gaya duckwalk khas Chuck Berry. Sang ayah ternyata sering memperhatikan sikap puteranya.

Pada 1952, saat Jimi berusia 10 tahun, sang ibu wafat. Hal ini membuat Jimi sangat terpukul dan menjadi anak yang pemurung. Alex sebagai seorang penganut agama yang taat, mengajarinya untuk tabah. Ia sering mengajak Jimi ke gereja dan ikut dalam paduan suara. Tetapi itu rupanya belum cukup untuk menghibur Jimi.

Karena kasihan melihat Jimi yang tak kunjung berhenti bersedih, ayahnya membelikan Jimi sebuah gitar akustik sebagai hadiah ulang tahun ke-12. Gitar itu dibeli dari seorang kawan ayahnya itu seharga 5 dollar. Gitar itu kemudian dibalik susunan senarnya oleh Jimi yang kidal, sehingga ia dapat memainkan gitarnya dengan tangan kiri memetik senar, sedangkan yang kanan menari di atas fretboard.

Dengan bermain gitar, Jimi mulai dapat melupakan kepedihan ditinggal ibunya. Apalagi tiga bulan kemudian, Jimi dibelikan lagi sebuah gitar listrik Supro Ozark 160S oleh Alex. Eksplorasi musiknya pun menjadi lebih luas dengan gitar tersebut dan Jimi membentuk bandnya yang pertama Velvetone.

Sepanjang masa remaja itulah Jimi terus berlatih memainkan gitar. Ia sempat dikeluarkan dari sekolahnya Garfield High School gara-gara kebandelannya mengganggu para ceweq. Setelah putus sekolah, ia malah bisa lebih konsen membantu sang ayah. Dan tentunya ia juga lebih banyak mempunyai waktu untuk mengulik gitar.

Jimi punya kegemaran mendengarkan album milik musisi blues beken seperti B.B. King, Elmore James dan Muddy Waters, ataupun para rock n' roller seperti Chuck Berry dan Eddie Cochran. Lagu 'Rock And Roll Music' dari Chuck Berry termasuk lagu yang paling sering dibawakan Hendrix. Bahkan kemudian B.B. King memberi penghormatan kepadanya dengan mengabadikan nama ibu Hendrix, Lucille pada gitar Gibsonnya.
Masuk Militer

Jimi mulai berkarir di musik tahun 1960, saat ia menjadi anggota sebuah band bernama Rocking Kings dan mulai sering manggung di tempat konser seputar Seattle. Walaupun sudah mulai menarik perhatian para pencinta musik, ia tampaknya belum bisa menunjukkan totalitasnya karena setahun kemudian ia malah kena wajib militer dan bergabung dengan angkatan darat di Fort Ord, California.

Kemudian ia ditempatkan di 101st Airborne Paratroopers di Fort Campbell, Kentucky sebagai pasukan penerjun. Saat inilah ia bertemu dengan Billy Cox, seorang pemain bass berkulit hitam yang cukup disegani di kalangan musisi blues pada saat itu. Mereka sempat bermain di dalam band angkatan.

Dikarenakan cedera pergelangan kaki saat penerjunan yang ke- 26 kalinya, Hendrix kemudian diminta meninggalkan angkatan. Hikmah dari kejadian ini ---seperti kemudian dikemukakan Hendrix --- adalah ia jadi tidak perlu ikut dalam perang Vietnam yang meletus beberapa tahun kemudian. Saat itulah ia kembali bergabung dengan bekas teman-teman bandnya dan membentuk Bob Fisher & The Barnevilles. Mereka kemudian menjadi band pembuka untuk beberapa musisi untuk tour Amerika sebelum Hendrix kemudian pindah ke Vancouver, Kanada.

Tahun 1963, Hendrix pindah lagi ke Tennessee, dan di kampungnya Elvis Presley ini, ia bermain dengan sederet nama top waktu itu seperti Little Richard, Hank Ballard dan The Supremes. Ia juga ikutan di dua single-nya Lonnie Youngblood. Sayang, ia tidak sempat membuat kerja sama dengan Elvis. Tetapi ia sering menampilkan hit dari sang raja itu, yaitu 'Hound Dog' dan bahkan sempat pula merekamnya. Tentunya dengan versinya sendiri yang penuh teriakan dan geraman terutama di bagian chorus-nya.

Merasa kurang bisa mengembangkan karirnya, Hendrix pindah lagi dan kali ini ke New York. Di kota Big Apple itu, ia bermain bersama dengan Isley Brothers, sepanjang tahun 1964, termasuk untuk rekamannya di studio. Ia juga berkolaborasi dengan penyanyi soul Curtis Knight.

Knight kemudian menulis lagu 'Ballad Of Jimi' yang ditulisnya pada 1965, setelah Jimi berkata padanya bahwa ia (Jimi) akan mati lima tahun lagi. Tahun itu juga Hendrix menjadi anggota band pendamping Little Richard dan sering berkeliling di panggung- panggung seputar New York, salah satunya adalah Paramount Theater.

Sebagai musisi pendukung, tentu saja Hendrix kurang dapat mengekspos kemampuannya bermain gitar secara maksimal. Bahkan Little Richard pernah menyuruhnya melepas pakaiannya yang dinilai terlalu mencolok. Dan menggantinya dengan pakaian yang sudah dipersiapkan bagi musisi pengiring.

Menjadi orang kedua tentunya bukanlah harapan Hendrix. Tidak bisa menonjolkan diri dan dengan bayaran kecil membuatnya tertekan. Suatu ketika ia berjalan-jalan bersama pacarnya Jeannette Jacobs, ia menunjuk pada baju-baju bagus di etalase sebuah toko. Ia bilang pada Jeannette, ”Jika saya terkenal nanti, saya akan belikan kamu baju seperti itu.” Jeannette tersenyum, tidak yakin hal itu akan jadi kenyataan. Karena saat itu Jimi sendiri hanya memiliki dua potong kemeja, dua celana dan sepasang sepatu butut.

Pada tahun berikutnya 1966, Hendrix mulai menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Ia membangun bandnya sendiri, Jimmy James & The Blue Flames. Saat main di Café Wha! di Greenwich Village, New York pada bulan Juni, penampilannya dikagumi oleh Linda Keith. Linda yang pacar gitaris Rolling Stones, Keith Richards itu, tak lama kemudian mempertemukannya dengan bassis grup Inggris The Animals, Chas Chandler. Chandler pula yang mengusulkan mengganti nama Hendricks menjadi Hendrix. Ia kemudian mengajak Hendrix mengembangkan karir di London.

Ke Inggris? Tempat para jawara gitar itu? Hendrix sempat ragu. Selain Keith Richards, di Inggris bercokol para gitaris hebat seperti George Harrison (The Beatles), Pete Townsend (The Who) dan tiga gitaris jebolan Yardbirds: Jimmy Page (Led Zeppelin), Jeff Beck dan Eric Clapton (Cream). Hendrix minder untuk bertemu dengan Richards dan yang lainnya. Tetapi bilang pada Chandler ia ingin juga bertemu dengan Clapton.

“Tidak ada masalah dengan Richards,” kata Chandler. “Pacarnya sendiri yang merekomendasi kamu,” tambahnya. “Dan jika Clapton mendengarkan permainan kamu, maka dialah yang ingin bertemu kamu.” Chandler meyakinkan Hendrix. Dan walaupun membutuhkan waktu lima minggu untuk berpikir, ia pun akhirnya setuju. Maka, setelah mengurus berbagai macam keperluan, berangkatlah keduanya ke London.

Setiba di London pada 24 September 1966, Hendrix yang sebenarnya masih ragu, diajak Chandler ke kafenya Zoot Money. Di kafe yang merupakan tempat nongkrong para musisi itu, Hendrix sempat ber-jam session dengan pemusik setempat. Akhirnya --- setelah bermain sekitar dua jam --- Hendrix menemukan kepercayaan dirinya dan merasa akan cocok berkarir di Inggris.

Chandler kemudian mengajak Hendrix berkeliling dari tempat satu ke tempat lainnya. Ia yang cukup ngetop bersama The Animals, banyak kenal dengan para musisi dan pemilik klab. Hal ini banyak membantu Jimi mendapatkan kesempatan untuk manggung. Di klab Blaises tempat Hendrix bermain, ia dilihat oleh Johnny Hallyday yang saat itu merupakan penyanyi top di Perancis. Ia kemudian bernegosiasi dengan Chandler membicarakan kemungkinan kerja sama. Akhirnya diperoleh kesepakatan yaitu, Hendrix akan membuka konser Johnny. Tetapi Hendrix merasa harus memiliki band sendiri.

Di London, Chandler lalu mencarikan Hendrix dua 'pengawal' tangguh untuk posisi drums dan bass. Ia mendengar bahwa penggebuk drum Mitch Mitchell (lahir John Mitchell, 9 Juni 1947) keluar dari Georgie Fame's Blue Flames. Maka direkrutlah Mitchell mengisi posisi tersebut. Tinggal posisi pembetot bass yang masih lowong.

Saat itulah, Noel Redding (lahir David Redding, 25 Desember 1945) yang mengikuti audisi untuk jadi gitaris The Animals, ditawari jadi pemain bass bersama Hendrix. Karena posisi gitaris dalam The Animals sudah terisi, dan menyadari persaingan sebagai pemain gitar terlalu ketat, ia setuju untuk jadi pemain bass dan menerima tawaran tersebut.

Mitchell merupakan seorang aktor cilik untuk iklan TV, sebelum memutuskan menjadi musisi pada saat remaja. Ia sangat menyukai permainan drum dari Buddy Rich dan Gene Kruppa. Sedangkan Redding yang jebolan sekolah seni, pernah bermain dengan Modern Jazz Group dan Loving Kind. Pada September inilah Hendrix sebenarnya baru ikutan mengubah namanya dari Jimmy menjadi lebih sederhana, Jimi.
Lahirlah Legenda Itu

Mereka bertiga membuat band Jimi Hendrix Experience yang kemudian melegenda. Itu terjadi pada Oktober 1966. Saat di mana karir Hendrix yang sesungguhnya baru dimulai. Penampilan pertama mereka adalah ketika menjadi band pembuka dari penyanyi Perancis Johnny Hallyday yang manggung di Paris Olympia pada tanggal 18 bulan yang sama.

Tetapi demi penampilannya di Paris, Hendrix membutuhkan peralatan yang lebih hebat. Ia memerlukan ampli yang lebih besar dengan daya lebih kuat. Maka, Chandler pun menjual dua buah bass-nya --- Fender Precision dan Gibson EB ---untuk membeli Marshall Supro yang kemudian menjadi trademark-nya Hendrix.

Sebulan kemudian mereka --- untuk pertama kali sejak bertrio --- masuk studio. Mereka merekam lagu 'Stone Free' ciptaan Hendrix dan 'Hey Joe' karya Billy Roberts dan pernah dinyanyikan oleh Tim Rose. Kedua lagu tersebut digarap di De Lane Lea Studio, London.

Sayang ketika itu mereka masih sepi tawaran manggung. Sedangkan mereka harus membiayai hidup dan sewa studio. Sekali lagi Chandler harus merelakan koleksi bass-nya. Kali ini sebuah Fender Jazz Bass dan sebuah Fender Precision dilego. Ia pun bertekad, pengorbanan ini harus menghasilkan sesuatu yang hebat di kemudian hari.

Harapan itu sedikit demi sedikit mulai terwujud. Pada November mereka bermain selama empat hari di Big Apple Club, Munich, Jerman. Mendapat bayaran 300 pounds, mereka mulai bisa membiayai hidup. Dan Chandler terus berusaha agar Jimi Hendrix Experience bisa lebih diliput oleh pers.

Hendrix cs. mendapat kesempatan jumpa pers pertama pada tanggal 25 bulan itu juga. Bertempat di klab Bag O' Nails, London, mereka menampilkan repertoar yang biasa mereka bawakan. Termasuk tentu saja 'Hey Joe' dan 'Stonefree'. Kalangan pers menanggapi positif penampilan mereka.

Memasuki Desember, Hendrix menandatangani kontrak empat tahun dengan Yameta Company, suatu perusahaan manajemen artis. Akhirnya single pertama 'Hey Joe' dirilis oleh Polydor setelah sebelumnya ditolak oleh Decca. Mereka bertiga lalu tampil di acara TV untuk pertama kalinya di penghujung tahun 1966 itu.

Sayang pada malam Tahun Baru 1967, mereka tidak mendapat tawaran panggung. Untungnya, Redding mempunyai gagasan bagus. Ia mengajak Hendrix dan Mitchell bermain di kampung halamannya, Folkestone, sebuah kota kecil dekat London. Dan ia yang memiliki banyak kerabat di kota itu tanpa banyak kesulitan mendapatkan job.

Mereka berangkat naik kereta di dalam cuaca dingin. Tetapi hal itu tidak membekukan semangat mereka tampil di kafe Tofts. Apalagi orangtua Noel juga menyediakan tempat menginap bagi mereka plus sang manajer. Penampilan mereka di kafe Tofts itu paling tidak cukup untuk menghibur diri mereka sendiri.


Menjadi Besar

Memasuki Januari 1967 keadaan sudah mulai membaik. Walaupun sempat 'terpaksa' bermain di klab-klab kecil seperti Ram Jam dan Ricky Tick, mereka ma-sih sering mendapat kesempatan tampil di Scotch of St.Thomas dan 7 ½ Club. Bahkan kadang di klab yang terletak di White Horse Street, Mayfair, London itu, penampilannya ditonton oleh musisi terkenal seperti Paul McCartney, Pete Townsend dan Mick Jagger.

Bintang-bintang top itu ternyata menyukainya. Mereka sering bilang pada pers, bahwa mereka kagum pada penampilan Hendrix. Dan hal itu tentunya merupakan keuntungan publikasi yang besar bagi Hendrix dan dua sohibnya. Karena kala itu, penyataan dari para personel The Beatles, The Who dan Rolling Stones merupakan 'santapan wajib' yang harus diyakini oleh para pencinta musik di seluruh dunia.

Akhir bulan itu, Jimi Hendrix Experience tampil di Saville Theater, London sebagai grup pembuka The Who. Kesempatan ini diperoleh juga atas permintaan Townsend. Tentu saja hal ini tidak disia-siakan. Dan Hendrix pun membuktikan bahwa mereka memang patut untuk diperhitungkan.

Pete Townsend yang kala itu merupakan gitaris dengan aksi panggung yang hebat, malam itu mendapat 'saingan berat'. Tahu bahwa Townsend akan melakukan atraksi khasnya seperti memutar gitar di udara, Hendrix melakukan atraksi yang lebih hebat. Tetap dengan cirinya seperti memetik senar pakai gigi, menggesekkan senar ke punggung atau menendang-nendang gitar. Tapi kali ini dengan gaya lebih agresif.

Pada bulan Februari, single 'Hey Joe' mendaki di nomor enam pada chart Inggris. Hendrix pun semakin terkenal dengan gayanya yang liar.

Pers juga sering mengekspos hal tersebut. Sementara itu mereka bertiga masuk studio lagi untuk menyelesaikan penggarapan album penuh. Album itu dikerjakan di Olympic Studios, Barnes, London.

Sepanjang bulan Maret tahun itu, mereka mengadakan pertunjukan keliling Eropa. Dimula di Twenty Club di Mouscron, Belgia dan 20 Club, Lille, Perancis lalu dilanjutkan ke klab legendaris yang juga melahirkan Beatles, Star Club di Hamburg, Jerman.

Balik ke Inggris, Jimi Hendrix Experience tampil pada acara “Top Of The Pops”di BBC1-TV. Saat tour kelling Inggris itu, mereka sempat sepanggung dengan Cat Steven, Walker Brothers dan Engelbert Humperdinck. Gaya agresif Jimi sempat membuatnya celaka. Waktu ia membakar gitarnya, tangannya ikutan terbakar. Ia pun dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian lain yang tidak mengenakkan adalah ketika mereka habis bermain di New Century Hall, Manchester. Mereka menjadi korban salah sasaran dari oknum polisi setempat yang sedang razia anak di bawah umur. Ketika mau masuk ke dalam sebuah klab, mereka ditolak. Noel dan Mitch sempat ditarik polisi, mereka melawan dan mendapat beberapa pukulan. Jimi terhindar dari perlakuan tersebut karena memperlihatkan paspor Amerika. Untunglah keadaan bisa diatasi karena turun tangan sang manajer.

Tidak berapa lama Hendrix sembuh dari luka bakarnya pada bulan Mei, single 'Purple Haze' dilepas ke pasar. Sempat menduduki tangga ketiga pada chart, single tersebut segera disusul oleh album pertamanya, Are You Experienced? Album ini segera menyita perhatian pencinta musik dunia dan nangkring di posisi kedua pada chart selama 33 minggu.

Jimi Hendrix Experience mengadakan tour Eropa dimulai di Neue Welt, Berlin, Jerman. Walaupun sempat kaget terhadap respon penonton Jerman yang kalem, mereka terkesan dengan pengetahuan publik Jerman tentang mereka. Dan tour pun berlanjut ke Denmark, Belanda, Perancis dan negara-negara Skandinavia.


Setelah masa awal dengan irama blues yang kental --seperti Satisfaction karya Stones yang pada prinsipnya adalah blues, kata Keith Richard-- berkembanglah musik rock yang memadukan musik dan seni pertunjukan.

Aliran diawali dengan seniman pop dunia, Andy Warhol, yang berkolaborasi dengan The Velvet Underground.

Dan yang sering disebut puncak dalam masa ini --yang juga dikenal sebagai art rock-- adalah The Wall karya Pink Floyd, berupa pertunjukan teater rock.

Minggu, 06 Februari 2011

HERMAN LEE


Lahir di Hong Kong, Herman Li adalah musisi yang otodidak, sebagian besar ia belajar gitar dari mendengarkan musik favoritnya dan menonton video.
Setelah bermain di sejumlah underground rock dan metal di London, Herman memutuskan satu-satunya cara bagi dia untuk maju, adalah untuk membentuk sebuah band. Pada musim panas tahun 1999, Herman menemukan sejumlah musisi di Inggris untuk membuat band baru yang sekarang dikenal di seluruh dunia sebagai DRAGONFORCE. Walaupun intensifnya world tours dengan DragonForce, Herman juga mempunyai waktu untuk menulis kolom bulanan gitar di majalah Total Guitar (Inggris). 
Dia juga telah memberikan banyak konsultasi gitar di seluruh dunia, dan menampilkan pendekatan ke instrumen untuk membantu menginspirasi gitaris di seluruh dunia. 
Herman Li juga terlibat dalam pengembangan gitar listrik, dan memberikan ide-ide baru untuk meningkatkan instrumen.

Herman Li memenangkan 'Best Shredder' penghargaan tahunan di Metal Hammer Golden Gods Awards 2005. Bersama Sam Totman, Herman memenangkan empat kategori di Guitar World's Readers Poll 2007 untuk Best New Talent, Best Metal, Best Riff dan Best Shredders. Mereka juga memenangkan 'Best Guitar Solo' melalui lagu Through the Fire and Flames di Total Guitar. Herman dan partnernya Sam Totman telah bermain bersama selama bertahun-tahun, keduanya membuat dampak yang besar pada modern rock and metal scene.

Tahun 2007 Herman menerima undangan untuk tampil sebagai tamu khusus bersama dengan gitaris legendaris Steve Vai di Ibanez jem / RG model 20. Acara itu ditampilkan di Hollywood, California. Serta bermain di Steve Vai's set, Herman berbagi panggung dengan gitaris legendaris seperti Joe Satriani, Paul Gilbert, Tony MacAlpine dan Andy Timmons. 

Di luar musik, Herman Li juga tertarik dengan teknologi, seni beladiri, dan dia sangat senang ikut pelatihan Brazillian Jiu Jitsu. Dia juga bisa berbicara tiga bahasa dengan lancar.

JOHN PETRUCCI

“Salah satu gitaris progressive yang paling popular”
Click for larger versionNama Lengkap: John Peter Petrucci
Website ResmiJohnPetrucci.com
Group Band Sebelumnya: Majesty
Gitar: Ernie Ball Musicman, Ibanez
Tempat Lahir: Long Island, New York 12 Juli 1967
Pengaruh: Steve Morse, Allan Holdsworth, Yngwie Malmsteen, Metallica, Eddie Van Halen
Zodiac: Cancer
Tempat Tinggal: New York
Status: Menikah
Keahlian: String Skipping, Chromatic Scales, Arpegio, Matrix Modulation, dan lain-lain.
John besar di Long Island, tepatnya di King park, dimana dia, john myung & Kevin moore bersekolah bersama. John mulai Belajar gitar ketika masih berumur 12 tahun (sebelumnya dia pernah belajar ketika berumur 8 tahun tetapi menyerah ketika Dia melihat kakak perempuannya harus begadang tiap malam belajar main organ. Dia tidak merencanakan untuk menjadi seperti Itu, Dia belajar gitar sepulang sekolah dan akhirnya dia menjadi tidak tertarik lagi). Namun dia mulai banyak terpengaruh Oleh permainan gitar dari gitaris semacam yngwie malmsteen, randy rhoads, iron maiden, steve ray Vaughn, dan grup besar Semacam yes, rush, Dixie dregs dan lain lain dia mulai bertekad untuk mencapai level permainan seperti mereka.
Sebagaimana kemunculan musik trash metal yang membuat John tertarik, maka John juga memperluas influence nya dengan Mendengarkan Metallica & Queensryche. John merasa membutuhkan tantangan yang lebih dalam tehnik guitar oleh karena itu Dia banyak mengadaptasi hammering speed & melodic style dari gitaris-gitaris seperti Steves (Steve Morse & Steve Vai), The Als (Allan Holdsworth & Al Dimeola) Mike Stern, Joe Satriani, Neal Schon & Eddie Van Halen.
Pendidikan musiknya dimulai dengan berbagai kelas teori musik yang dia ambil ketika high school. Dia belajar secara otodidak, tetapi Dia sempat menerima beberapa pelajaran gitar yang dia ambil ketika dia masuk ke Berklee College of Music di Boston, dimana dia Mempelajari komposisi jazz dan harmoni. Ketika di Berklee John Petrucci dan John Myung yang juga belajar di berklee bertemu dengan Mike Portnoy, dan mereka mulai membuat band yang diberi nama Majesty yang nantinya kemudian berganti nama menjadi Dream Theater. John sudah merekam 7 album dengan Dream Theater, dan dia juga banyak terlibat dengan beberapa proyek sampingan seperti Liquid Tension Experiment Dengan Tony Levin, Age of Impact, dan bahkan game Sega Saturn yang disebut Necronomicon, dan juga terakhir dia terlibat dalam proyek G3 Bersama Joe Satriani dan Steve Vai. Kecintaan dia pada menulis lirik dikombinasikan dengan gaya komposisi yang unik dari progressive fusion Mengasah bentuk musik dari Dream Theater.
John tinggal bersama istrinya Rena, dan 3 anaknya SamiJO, Reny, dan Kiara di New York. Ketika dia tidak bermain gitar dia banyak menghabiskan Waktunya dengan istri dan anak-anaknya dengan bermain skating, bersepeda, berolahraga dan menontong film.
John sedang merencanakan membuat solo albumnya yang pertama. Lagu-lagu barunya yang dia mainkan ketika bersama G3 juga akan ada di solo album tersebut. Jaws of Life (sebelumnya I.B.S.), Damage Control and Glasgow Kiss. Dia melibatkan beberapa musisi seperti Dave LaRue pada bass, Dave DiCenso dan Tony Verderosa pada drum.

Rabu, 02 Februari 2011

yngwie malmsteen

YNGWIE MALMSTEEN

"Pahlawan dan pelopor gitaris shredder sedunia dari Swedia"


Nama Lengkap: Lars Johann Yngwie Lannerback
Website Resmi: yngwie.org
Tempat/Tgl Lahir: 30 Juni 1963 di Stockholm, Swedia.
Group Band Saat Ini: Yngwie Malmsteen Band
Group Band Sebelumnya: Steeler, Alcatrazz,
Pengaruh: Niccolo Paganini, Jimi Hendrix, Ritchie Blackmore, J.S.Bach, Antonio Vivaldi, W.A.Mozart,
Gitar: Fender Stratocaster Yngwie Malmsteen Signature Series
Keahlian: Neoclassical, Alternate Picking, Arpeggio, dll.

Yngwie Malmsteen merupakan pelopor yang melahirkan seluruh gitaris shredder yang kami tampilkan di website ini. Setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang "Eruption" pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik "two handed tapping", Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred debutnya "Rising Force" yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan standar baru untuk kecepatan & keahlian dalam bermain. Warna "Neo-Classical" yang di bawahkan Yngwie adalah berdasarkan struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).

Setelah itu muncul para gitaris shredder yang menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap minggu muncul gitaris baru yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang paling cepat di dunia. Sebagai contoh: Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe, dll. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Yngwie merupakan pahlawan gitar yang patut diacungi jempol.

Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten tentara) dan ibunya (Rigmor - seniman) diakhiri dengan penceraian tidak lama setelah Yngwie lahir. Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur dan ceria.

Pada awalnya Yngwie mencoba untuk mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik tersebut. Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan bergelantung di dinding.

Sampai akhirnya pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai meninggalnya Jimi Hendrix. Di situ Yngwie yang masih 17 tahun tsb menyaksikan bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di depan penonton. Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan gitar Yngwie.

Yngwie yang penasaran tersebut kemudian membeli sebuah Fender Stratocaster murah, mencoba memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui rahasia dari alat instrumen dan musiknya sendiri. Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock. Yngwie terus bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap bersama gitarnya.

Pada usia 10 tahun, Yngwie menggunakan nama kecil dari ibunya "Malmsteen", mengfokuskan seluruh energi dia dan berhenti bersekolah. Di sekolah Yngwie dikenal sebagai pembuat onar dan sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni. Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie akhirnya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan karismanya.

Yngwie dan beberapa temannya merekam 3 lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, tetapi rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan. Oleh karena frustasinya, Yngwie menyadari bahwa dia harus meninggalkan Swedia dan mulai mengirimkan demo rekaman dia ke berbagai studio rekaman di luar negeri. Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney. Akhirnya Yngwie mendapat undangan ke Los Angeles untuk bergabung dengan band terbaru Shrapnel: "Steeler" dan seterusnya yang disebut sebagai sejarahnya. Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan bekal keahlian dan gaya permainan barunya.

Selanjutnya permainan Yngwie dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu "Hot On Your Heels". Yngwie kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang bergaya "Rainbow" dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett. Walaupun telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo hebat di lagu "Kree Nakoorie", "Jet to Jet," dan "Hiroshima Mon Amour", Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri. Akhirnya Yngwie berpikir bahwa hanya album sololah yang menjadi solusi terbaik.

Album solo pertama Yngwie: Rising Force (kini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil. Album ini juga memenangkan nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik. Tidak lama kemudian Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga.

Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan mobil Jaguarnya yang mengakibatkan dia koma hampir seminggu. Penyumbatan darah pada otak Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut akan karirnya yang akan berakhir itu, Yngwie dengan susah payah mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya. Setelah itu Yngwie mendapat cobaan lagi dari kematian ibunya di Swedia akibat penyakit kanker yang menghabiskan banyak biaya medical. Jika Yngwie orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, tetapi Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat tinggi.

Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang laris manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can't Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To End All Wars dan akhirnya Yngwie berhasil mewujudkan cita-citanya untuk bermain bersama sebuah Orkestra penuh di salah satu album terbarunya: Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 (tahun 1998).

Ketika merelease albumnya Eclipse (1990), Yngwie sempat tour dan membuat konser yang sukses di Indonesia (Jakarta, Solo, & Surabaya). Rencananya pada bulan July 2001 ini Yngwie juga akan konser kembali di Indonesia, namun dibatalkan karena pemerintah USA & istrinya menasehati Yngwie akan keamanan politik di Indonesia. Padahal tiket Yngwie sudah sempat laku keras di Indonesia, penggemar Yngwie di Indonesia boleh kecewa. Kapan lagi Yngwie akan konser di Indonesia apabila keadaan politik Indonesia masih seperti ini?
Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease diawal taun 2005.

JOE SATRIANI

joesatriani
Joe Satriani
Lahir 15 Juli 1956 (umur 50)
Amerika Serikat Westbury, New York, Amerika Serikat
Alias (es) Satch
Genre (s) Instrumental rock, Rock ‘n’ roll, Hard rock, Jazz fusion
Afiliasi (s) Deep Purple, G3
Label (s) Epic
Terkemuka guitars Ibanez Joe Satriani Signature model
Tahun aktif 1978 – Sekarang
Situs resmi http://www.satriani.com
Biografi sejarah dan bermain
Joe Satriani telah terinspirasi bermain gitar pada usia 14 setelah mendengar bahwa Jimi Hendrix telah meninggal dunia. Satriani melaporkan mendengar berita selama pelatihan sepak bola di mana ia berhadapan langsung kepada pelatih dan mengumumkan bahwa ia Berhenti untuk menjadi gitar.
Pada tahun 1974, ia belajar musik jazz dengan gitar dan Billy Bauer dengan reclusive jazz pianist Lennie Tristano. Teknis yang menuntut Tristano sangat dipengaruhi Satriani’s diputar. Satriani juga mulai mengajar gitar, dengan paling terkemuka pelajar, saat ini, sebagai sesama Long Island asli Steve Vai.
Satriani pada tahun 1978 pindah ke Berkeley, California untuk mengejar karir musik. Tidak lama setelah kedatangannya ia mengajar dilanjutkan. His paling terkemuka California siswa disertakan: Kirk Hammett (Metallica), David Bryson (Counting Crows), Kevin Cadogan (Third Eye Blind), Larry LaLonde (Primus), Alex Skolnick (Testament), Phil Kettner (Laaz Rockit) dan Charlie Hunter.
Surfing Dengan Alien
Ketika itu teman dan mantan siswa Steve Vai mendapatkan ketenaran bermain dengan David Lee Roth pada tahun 1986, tentang Satriani Vai raved dalam beberapa wawancara dengan majalah gitar. Pada tahun 1987, kedua album Satriani Surfing Dengan Alien diproduksi populer radio hits, dan semua adalah yang pertama-rilis instrumental ke bagan jadi sangat dalam bertahun-tahun. Satriani juga tur Australia dan Selandia Baru dengan Mick Jagger dalam dukungan dari Rolling Stones singer’s solo album.
Pada tahun 1989, merilis album Satriani Flying in a Blue Dream. Album terjual dengan baik, terutama di Texas. Ia sangat dipromosikan oleh KLBJ-FM di Austin. “One Big Rush” adalah fitur pada soundtrack untuk film Cameron Crowe Katakanlah Anything. “The Forgotten Bagian II” adalah fitur pada Labatt Blue komersial di Kanada pada tahun 1993. “Big Bad Moon”, salah satu dari beberapa single Satch dengan pribadi dinyanyikan vocals, merupakan hit kecil pada akhir tahun 1989.
Pada tahun 1992, Satriani dirilis yang keras, maka paling kritis dan komersial berhasil acclaimed CD-to-date. Stasiun radio di seluruh negara yang cepat untuk mengambil pada “Summer Song”, sedangkan “Cryin ‘”, “Teman” dan judul lagu yang hits daerah. CD sekarang dianggap sebagai rock klasik.
Pada akhir 1993 Satriani bergabung dengan Deep Purple sebagai pengganti jangka pendek untuk berangkat gitar Ritchie Blackmore selama tur band dari Jepang. Konser yang telah sukses seperti Satriani diminta untuk bergabung dengan band permanen, meskipun itu kontrak jangka panjang dengan Sony dicegah ini terjadi.
Pada tahun 1996, ia membentuk G3, tur konser yang menampilkan tiga instrumental rock guitarists – awalnya Satriani, Vai, dan Eric Johnson. G3 wisata yang terus-nya secara berkala sejak versi perdana, di mana Satriani dan Vai anggota akan kembali, dengan fitur floating ketiga anggota, termasuk Eric Johnson, Yngwie Malmsteen, John Petrucci, Kenny Wayne Shepherd, Robert Fripp, Patrick Rondat dan banyak lagi.
Pada tahun 1998 tercatat Satriani Crystal Planet dan dirilis pada tahun 2001 dan merilis sebuah Live CD yang direkam di San Francisco pada bulan Desember 2000 yang juga dirilis sebagai DVD musik. Pada tahun 2006 tercatat Super Satriani dirilis dan kolosal lain tinggal album, Satriani Live!.
KGG-000137
Pekerjaan lain :
Satriani juga dikreditkan pada banyak album lainnya, termasuk tugas-tugas pada gitar Alice Cooper’s Hey Stoopid (1991), dari Spinal Tap Break Like the Wind (1992), Blue Oyster Cult’s Imaginos (1988), anggota band Stu Hamm dan Gregg Bissonette dari album solo, dan banyak orang lain termasuk terhingga gitar pahlawan-gaya album. Menariknya, dia telah dikreditkan untuk bernyanyi di latar belakang vocals 1986 debut album penuh oleh DPR. Pada tahun 2003, ia bermain lead guitar di Yardbirds’ CD rilis Birdland. Pada tahun 2006 ia guested pada beberapa lagu untuk Deep Purple’s vokal Ian Gillan’s solo CD / DVD dual disc Gillan’s Inn.
Teknik dan pengaruh :
Satriani yang dikenal luas sebagai ahli teknis gitar rock. Dia telah dikuasai banyak kinerja teknik pada instrumen, termasuk dua tangan penyadapan, meniup-picking, volume swells, harmonics, dan ekstrim whammy bar efek. Pada Big Bad Moon, Satriani menggunakan harmonika mulut-Nya sebagai slide. Ia juga adalah merek dagang compositional traits penggunaan Pitch Axis Theory yang ia berlaku dengan berbagai modus. Satriani pendekatan dan skala soloing berbeda. Instead of his practicing skala dalam posisi nya dia praktek skala satu string pada suatu waktu. Dia panggilan ini teknik ’skala linear’. Dia bergerak ke posisi yang sangat teknis tentang petikan. Satriani jatuh ke dalam kategori guitar virtuosos yang mencapai kecepatan terutama melalui hammer-ons dan pull-offs (seperti Randy Rhoads atau Allan Holdsworth), karena bertentangan dengan guitarists yang termasuk baris dengan sangat cepat alternatif memilih setiap catatan mereka dalam bermain (seperti Al Di Meola, Yngwie MalmsteenSteve Vai atau Michael Angelo Batio).
Satriani (seperti Steve Vai, Yngwie Malmsteen dan lainnya guitarists yang menggabungkan kecepatan dan ketepatan dalam teknis mereka bermain), telah dikritik oleh mereka yang lebih memilih gaya sederhana compositional. Some of his contemporaries diketahui telah mengambil gambar-pot di Satriani tekun. Misalnya, Gary Moore pernah berkata bahwa ia menemukan Satriani musik “otak”, katanya, “ia meninggalkan saya dingin”. Walaupun ia lebih semarak pelajar, Steve Vai, telah garnered lebih perhatian, kebanyakan penulis dan musisi hormati Satriani’s musicianship juga sebagai sikap sederhana dan cantik.
Fans of instrumen musik gitar listrik sangat menyanjung dia sebagai yang paling bersemangat dan penuh kontemporer rock guitarists, dengan mata dan telinga untuk tune dan baik, lebih baru-baru ini, sebuah penekanan pada emosi melalui teknik. Sejak 1998 ia telah album, stylistically berbicara, yang berangkat dari gaya sebelumnya, delving menjadi lebih sederhana, lebih banyak diakses genre. Satriani telah diperbarui fan base besar di seluruh dunia, sebagian besar oleh buoyed abadi pengaruh nya album sebelumnya.
His keberhasilan adalah penting dalam genre biasanya tdk ramah ke musisi instrumental. Satriani telah menerima 14 nominasi Grammy, dan dia telah menjual lebih dari 10 juta album di seluruh dunia. Banyak orang fans call him “Satch,” sebuah apocope (penyusutan) dari Satriani, karena ada teman-temannya selama bertahun-tahun. Lagu “Satch Boogie” dari album Berselancar Dengan Alien adalah salah satu dari mungkin beberapa ratus seperti lagu bernomor, tetapi tanpa nama ( “Satch Boogie 1,” “Satch Boogie 143,” etc.) Lainnya guitarists terkadang merujuk kepadanya sebagai “Saint Joe;” ada sejumlah kaos ini berlaku.
Satriani telah didukung dari Ibanez JS Series guitars, dan Peavey JSX dari amplifier. Kedua saluran yang dirancang khusus sebagai tanda tangan untuk produk Satriani.
joesatriania
Aksesoris :
Satriani menggunakan berbagai gigi. Banyak orang yang dibuat oleh guitars Ibanez, termasuk JS100, JS1000, dan JS1200. Guitars ini biasanya fitur yang DiMarzio PAF Joe atau PAF Pro di leher dan posisi pickup DiMarzio Fred atau Mo ‘Joe di jembatan. The JS baris guitars is his baris tanda tangan, dan mereka fitur The Edge Pro, Ibanez yang eksklusif getaran sistem. Dicerminkan perak yang digunakan pada gitar dia yang hidup di San Francisco DVD disebut Chrome Boy untuk alasan jelas.
Satriani telah digunakan berbagai guitar amps selama bertahun-tahun, namun baru-baru ini telah menetap untuk mengambil hanya dua Peavey JSXs di jalan – satu untuk menjalankan dan satu sebagai cadangan. Nya efek pedals termasuk Dunlop Cry Baby, Digitech Whammy, BOSS DS-1, Fulltone Ultimate oktaf, dan Electro-Harmonix POG (Polyphonic oktaf Generator), yang kedua fitur yang menonjol di judul potong 2006 kepada Super kolosal.
Satriani baru-baru ini juga telah bermitra dengan Planet Gelombang untuk membuat tanda tangan baris dan guitar picks guitar straps dengan guratan seni itu.
Berulang tema :
Satriani kerja sering membuat referensi ke berbagai cerita fiksi sains dan / atau ide. “Berselancar Dengan Alien”, “Kembali ke Shalla-Bal” dan “The Power Cosmic 2000″ adalah referensi ke komik buku Silver Surfer sedangkan “Ice 9″ merujuk kepada senjata rahasia pemerintah dalam es Kurt Vonnegut’s Cat’s Cradle. “Borg Sex” adalah merujuk kepada Star Trek, yang fitur-fitur yang homogen ras dikenal sebagai Borg. Selain itu, dia album dan lagu lainnya yang sering-duniawi judul, Tidak seperti Bumi ini, Is There Love di Ruang Angkasa, dan Mesin dari Production.
Pada album Super kolosal lagu berjudul “Crowd chant” pada awalnya bernama “Party On The Enterprise”. “Party On The Enterprise” sampel suara dari starship Enterprise dari Star Trek TV show. Namun, seperti dijelaskan dalam Satriani podcast, masalah hukum tidak bisa mendapatkan terselesaikan dan dia tidak dapat mendapatkan izin untuk menggunakan sampel. Satriani kemudian dibuang suara dari lagu tersebut dan memanggilnya “Crowd chant.”
“Redshift Riders” lain lagu di album Super kolosal adalah “… berdasarkan gagasan bahwa di masa depan, ketika orang-orang dapat berjalan keluar ruang, secara teori mereka akan mengambil keuntungan dari kosmologi redshift efek sehingga mereka dapat sekitar swung besar planet objek dan menyeberang [the] semesta banyak lebih cepat dari biasanya, “kata Satriani di podcast tentang lagu tersebut.

"THE BIG 4" IS BACK! NOW PLUS 1




Metallica, Slayer, Megadeth, Anthrax. Ke-empat nama band-band legend tadi pasti udah nggak asing lagi di telinga para metalhead di seluruh dunia, mereka-mereka ini lah yang bertanggung jawab atas derasnya gelombang Heavy Metal di seantero bumi. Nah buat kalian yang mengaku sebagai die harder fans dari band-band tadi, pernah nggak bayangin mereka ngumpul dan nge-jam bareng di satu stage?
 Hmm,, kayanya nggak mungkin ya, secara usia karir mereka udah 25 tahun-an lebih! Tapi jangan salah lho, tanggal 22 Juni 2010 menjadi tanggal yang bersejarah buat sebagian orang dan pastinya buat ke-empat band tadi, pasalnya pada tanggal tersebut ke-empat dedengkot heavy metal ini ternyata ngumpul lagi bro! satu stage pula. Dengan mengusung nama “The Big 4”, om-om yang udah pada hampir jadi tua renta ini berhasil mengguncang dunia musik dan menghipnotis setidaknya 150.000 pasang mata yang menjadi saksi hidup keganasan, kebringasan, kebrutalan, dan sebagainya pada perhelatan Sonisphere Festival di kota Sofia, Bulgaria.
Perhelatan ini banyak disebut orang telah menorehkan sejarah penting pada dunia permusikan – khususnya di genre metal. Metallica,Slayer, Megadeth, Anthrax merupakan nama-nama “besar” dalam genre Heavy Metal. Biasanya, sejarah kan nggak pernah terulang dua kali, tapi kali ini beda! Setelah sukses berat dalam Sonisphere Festival yang diadakan di Bulgaria tersebut, The Big 4 ternyata kembali ingin mencetak sejarah dengan mengadakan show yang sama! Mengambil lokasi di Knebworth, Inggris.
 
(ki-ka : James Hetfield, Tom Araya,Dave Mustaine, Scott Ian) 
The Big 4 rupanya nggak sendirian, malahan disebut-sebut The Big 4 Plus 1. Band satu lagi yang dimaksud adalah Slipknot! Slipknot didaulat untuk menemani mereka dalam festival yang juga digawangi oleh Sonisphere Festival. Jadi komplit deh, “The Big 4 of Heavy Metal Plus 1 of Nu Metal Pioneer”.
Metallica, Slayer, Megadeth, Anthrax, dan Slipknot. Ke-lima band besar ini rencananya akan membuat seantero Inggris ber-headbanging ria pada tanggal 8-10 Juni 2011. Buat yang ngerasa metalhead sejati dijamin deh istilahnya udah “naik haji” kalau bisa nyaksiin secara langsung perform-perform dahsyat mereka. Satu kata yang bisa menggambarkan perhelatan seru ini.

MEGADETH



Megadeth dibetuk oleh Dave Mustaine (vokal/gitar) bersama dengan David Ellefson (bass) dan pemain drum Lee Rausch pada tahun 1983 setelah Dave didepak dari Metallica. Dalam formasi awal ini, Megadeth sempat dibantu oleh Kerry King (gitaris Slayer). Kerry King mundur setelah Megadeth mendapatkan gitaris yang bisa bermain full time, yaitu Chris Poland. Tidak berapa lama, posisi Lee Rausch sendiri kemudian digantikan oleh Gar Samuelson.

Dengan formasi tersebut, Megadeth merilis debut album Killing Is My Business...And Business Is Good melalui Combat Records pada bulan Mei 1985. Walau musiknya masih terdengar kasar dan penuh emosi, namun para kritisi musik sudah mulai memperhatikan band ini dan kemudian mereka pun digaet oleh label rekaman yang lebih besar, Capitol Records. November 1986, Megadeth merilis album kedua Peace Sells...But Who’s Buying? yang terdengar jauh lebih matang. Maret 1988, Megadeth merilis album ke-3, So Far, So Good...So What!? Dengan formasi baru Jeff Young pada gitar dan Chuck Behler pada drum.

Formasi tersebut hanya bertahan satu album saja, karena ketika merilis album ke-4, Rust In Peace (1990), kursi panas pemain gitar dan drum diisi oleh Marty Friedman (ex-Cacophony) dan Nick Menza. Nama terakhir ini adalah teknisi drum Chuck Behler pada tur albumSFSGSW. Justru pada album inilah nama Megadeth mulai dikenal luas dan album mereka mendapat sambutan yang sangat positif. Rust In Peace hampir meraih Grammy Award untuk katagori album terbaik tahun 1991 (namun black album Metallica yang mendapatkan penghargaan tersebut). Album Rust In Peace sendiri dianggap oleh para penggemar Megadeth sebagai karya terbaik mereka.

Bulan Juli 1992, Megadeth kembali menggebrak dengan album baru, Countdown To Extinction. Album ini merupakan album Megadeth paling sukses secara komersial. Di Amerika saja, mereka hanya memerlukan waktu dua bulan untuk mendapatkan sertifikasi platinum untuk penjualan album ini. Secara kualitas, musik Megadeth di album ini jauh lebih rapi daripada album-album sebelumnya. Dua tahun kemudian tepat pada malam perayaan Halloween tahun 1994, Megadeth kembali dengan album baru, Youthanasia, yang peluncurannya dikemas dalam acara MTV’s Night of The Living Megadeth. Album ini mendapatkan sertifikasi platinum pada bulan Januari 1995 untuk penjualan di Amerika saja.

Tahun 1997, Megadeth merilis album ke-7, Cryptic Writings, bersama produser Dann Huff yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pemusik country. Pada bulan Juli 1998, Nick Menza resmi mundur dari Megadeth dan posisinya kemudian digantikan oleh Jimmy DeGrasso. Pada bulan Agustus 1999, album studio ke-8 Megadeth, Risk, resmi dirilis. Pada awal tahun 2000, Marty Friedman mundur dari Megadeth dan posisinya digantikan oleh Al Pitrelli (ex-Savatage). Pada tahun ini juga Megadeth melepas kontrak dengan perusahaan rekaman Capitol Records yang ditandai dengan rilis album kompilasi Capitol Punishment: The Megadeth Years dengan tambahan dua lagu baru sebagai debut awal Al Pitrelli. Selepas dari Capitol Records, Megadeth mengikat kontrak dengan Sanctuary Records. Bulan Mei 2001, album The World Needs A Hero resmi dirilis. Kali ini, mereka melakukan tur dunia mulai Juni hingga Agustus (bahkan sempat bermain di Medan pada akhir Juli 2001) dan tur di Amerika pada bulan September bersama Endo dan Iced Earth. Pada bulan November, Megadeth memainkan dua konser terakhir mereka di Arizona yang sekaligus diabadikan dalam format CD dan DVD, yang kemudian dirilis pada bulan Maret 2002 sebagai dobel CD, Rude Awakening, yang merupakan album konser resmi mereka yang pertama.

April 2002, Dave Mustaine secara mengejutkan menyatakan Megadeth bubar setelah dia dinyatakan mengalami gangguan syaraf pada lengannya yang tidak memungkinkannya bermain gitar dan harus menjalani terapi.

Banyak yang berpendapat bahwa Megadeth telah berakhir ketika Dave Mustaine tidak dapat lagi bermain gitar. Namun pada bulan Maret 2003, Dave Mustaine tiba-tiba muncul dalam suatu acara amal dan memainkan 4 lagu Megadeth secara akustik. Spekulasi mengenai pulihnya kondisi Dave Mustaine pun mulai bermunculan. Bulan Januari 2004, Dave Mustaine mengumumkan kondisi kesehatannya dan rencana kembali ke dunia musik dengan rencana peluncuran album baru serta rilis ulang versi remaster dari album-album lama Megadeth. Informasi berikutnya adalah nama-nama musisi Megadeth “baru” dimana ternyata David Ellefson tidak terlibat dan posisinya digantikan oleh Jimmy Sloas. Sedangkan posisi pemain drum diisi oleh Vinnie Colaiuta serta kembalinya Chris Poland untuk bermain gitar solo pada beberapa lagu.

Pada 22 Juli 2004, Megadeth merilis Die Dead Enough sebagai single terbaru mereka. Tepat pada saat ulang tahun Dave Mustaine yang ke-41, album The System Has Failed dirilis secara resmi  dan menandai kembalinya Megadeth ke akar musik mereka. Sebagian besar lagu-2 di album ini berirama cepat dan thrashy. Album ini langsung menduduki posisi #1 di VH1. Satu minggu kemudian, album ini sudah berhasil meraih posisi #10 di Kanada (kemudian #3 Top 10 album metal terbaik 2004 versi radio komunitas Kanada) dan #18 di Top 200 Billboard di Amerika. Untuk Blackmail The Universe Tour, Dave Mustaine didukung oleh gitaris Glen Drover (Eidolon), pemain bas James McDonough (ex-Iced Earth) dan Nick Menza yang kembali bermain drum untuk Megadeth. Namun belum sempat tur dimulai, posisi Nick Menza sudah keburu digantikan oleh Shawn Drover, saudara sekaligus rekan Glen Drover di Eidolon. Rangkaian konser Megadeth sendiri sudah dimulai sejak 23 Oktober hingga akhir Desember mendatang dan kemudian akan berlanjut kembali sepanjang 2005.

Pengaruh terbesar musik Megadeth, dalam hal ini Dave Mustaine, adalah musik punk. Demikian seperti diakui oleh Dave Mustaine sendiri dalam salah satu wawancaranya. Raungan gitar yang cepat dan kasar dengan balutan dentuman drum dan bass yang menderu-deru disertai timpalan vokal Dave Mustaine yang kasar dan liar (saat itu) dalamKilling Is My Business... membuat kritisi musik menyebut Megadeth sebagai salah satu grupthrash metal yang memiliki potensi (bahkan di era 80-an disebut-sebut sebagai salah satu dari 4 raksasa thrash metal di kawasan Bay Area Amerika, bersama dengan Metallica, Slayer, dan Anthrax). Ini dibuktikan dengan album Peace Sells.. yang walau thrashy, namun dalam format musik yang lebih rapi. Satu hal yang unik dari formasi dua album pertama ini, gitaris Chris Poland dan drummer Gar Samuelson ternyata bukan murni musisi metal. Mereka sebenarnya adalah musisi jazz/fusion! Entah apakah konsep musik Megadeth di 2 album tersebut bisa disebut merupakan perpaduan metal dengan fusion. Era awal Megadeth juga ditandai dengan gaya slenge’an mereka untuk bermain-main dengan lagu orang lain. Ini dibuktikan dengan memporak-porandakan These Boots Are Made For Walking (album Killing Is My Business...) yang sebelumnya dipopulerkan oleh Nancy Sinatra serta I Ain’t Superstitious (album Peace Sells...) yang dipopulerkan oleh Rod Stewart. Namun justru ketika merekam Anarchy In The U.K. dalam album So Far, So Good. So What!? mereka tampak lebih ‘sopan’. Bukan itu saja, album ini juga terdengar lebih sederhana dalam hal komposisi musik. Bahkan disebut-sebut dengan Megadeth formasi paling lemah. Walau album ini cukup sukses secara komersial (Top 10 best album 1988 versi majalah Kerrang!), namun kualitas produksi album ini banyak yang menyayangkan.
 
Periode ‘emas’ Megadeth dimulai era Rust In Peace hingga Cryptic Writings yang ditandai dengan bergabungnya dua musisi penuh talenta, Marty Friedman (gitar) dan Nick Menza (drum). Gaya permainan gitar Marty yang halus mengalir seperti aliran air begitu serasi dipadu dengan gaya permainan gitar Dave Mustaine yang cenderung kasar dan cepat. Duet solo Dave-Marty bisa dinikmati dalam Hangar 18Poison Was The Cure, maupun Lucretia. Album ini juga merupakan album dengan komposisi lagu-2 yang cepat dan rumit. Tidaklah heran Rust In Peace disebut-sebut sebagai karya masterpiece Megadeth. Dengan formasi baru penuh talenta ini, tidaklah heran jika musik mereka mengalami evolusi. Countdown To Extinction mengusung musik yang sangat rapi dan cenderung lebih banyak bermain dimid-tempo. Ini tentu memberikan ruang yang luas bagi Marty untuk berekspresi, dan Dave Mustaine pun memberikan porsi yang sangat besar kepada Marty disini. Evolusi berikutnya bisa dilihat dalam Youthanasia yang terdengar lebih groovy dan crunchy, atau Cryptic Writings yang cenderung song-oriented. Album Risk bisa disebut merupakan album Megadeth yang paling “aneh” dan out of context.Dengan ‘tekanan’ yang sangat besar dari pihak label rekaman dan dibawah ramuan produser yang biasa menangani album-album musik country, album ini bisa dibilang sebagai karya Megadeth yang paling lemah (bahkan dalam konser-2 mereka, lagu-2 era Risk sudah tidak pernah dimainkan lagi). Ketika terjadi pergantian formasi dengan mundurnya Marty Friedman dan masuknya Al Pitrelli, Megadeth sebenarnya memiliki kesempatan untuk kembali ke akar musik mereka melalui The World Needs A Hero, tapi kondisi kesehatan Dave Mustaine mengharuskan Megadeth untuk vakum “sejenak” hingga dirilisnya The System Has Failed.

The System Has Failed ditandai dengan kembalinya Megadeth ke akar musik mereka. Sebagian besar lagu-2 di album ini berirama cepat dan thrashy (please check "My Opinion" section for the album review).